Sejarah
Desa Angseri
Sejarah
kelahiran suatu desa di bali kebanyakan mengambil peristiwa yang menonjol yang
melatarbelakangi data – data itu biasanya kita dapat kita ambil pada babad
babad,Prasasti,peninggalan sejarah atau berdasarkan informasi dari orang tua
yang mengetahui dan patut dipercaya kebenarannya
Demikian
juga dalam menyusun sejarah Desa Angseri secara detail sangat sulit karena
keterbatasan data dan informasi yang ada.bahan penyusunannya sangat langka
biarpun begitu kami susun sejarah singkatnnya berdasarkan informasi yang kami
dapatkan berdasarkan data pada masing – masing Banjar adalah sebagai berikut :
Asal
– Usul Banjar Angseri
Pada
jaman kerajaan Bali/Cutag Marga semasa Anak Agung Gede marga Berkuasa,suatu
Ketika Mengirim utusan/Hulu balang dari puri marga sebanyak 11 Orang,guna
meninjau daerah pegunungan sebab daerah tersebut sering terganggu
keamanannya,para utusan mengamankan daerah tersebut atas perintah Raja.dan
untuk menjaganya dibuatkanlah pos–pos penjagaan yang antara lain :Banjar
Juet,Banjar Pegulingan ,Banjar Sema,Karang Peninjauan,Setelah beberapa lama
jumlah penduduk semakin banyak maka diadakan musyawarah dari masing – masing
Banjar untuk pindah ketempat yang lebih aman dan indah yang dalam bahasa
balinya ASRI tapi dalam perkembangannya karena pengaruh dialeknya berubah
pengucapan menjadilah ANGSERI sampai sekarang
Asal
– Usul Banjar Tegeh
Pada
jaman dahulu datanglah rombongan pendatang dengan Maksud untuk menetap di
daerah tersebut dan di tempat tersebut banyak tumbuh pohon Mangga ( POH ) yang
tinggi – tinggi kemudian oleh masyarakat setempat tempat itu di beri nama
banjar poh
tegeh,makin
lama sebutan poh tegeh berubah menjadi Petegeh dan akhirnya di kenal sebagai
Banjar tegeh Saja
Asal
– Usul Banjar Munduk Lumbang
Dulunya
berasal dari kata munduk batu Lumbang karena tempat itu di temukan batu yang
sangat lebar dengan ukuran Panjang 5 Meter dan Lebar 2 Mete,kemudian batunya
hilang sehingga menjadi Banjar Munduk Lumbang
Asal
Usul Desa Angseri
Sebelum
jaman kemerdekaan Angseri masih merupakan dusun yang masuk bagian dari desa
apuan yang penduduk angseri berasal dari banjar sema Payangan
Gianyar,banjar pujung Tegalalang Gianyar,banjar Blahkiuh
badung,semakin lama jumlah penduduk dan jumlah wilayah dusun/banjar angseri
semakin bertambah sehingga ditingkatkan menjadi Desa Angseri
yang kemudian disahkan Oleh Penggawa marga yaitu I
NYOMAN
LAYAR,dan akhirnya desa angseri di bagi menjadi tiga dusun yaitu
Dusun tegeh.Dusun Angseri,dan Dusun Munduk Lumbang sejarahnya
seperti tersebut diatas.
PENINGGALAN
BENDA BENDA KUNO DAN PRASASTI
1.Prasasti
ditemukan di sebelah timur pura taman purwa berdasarkan pengamatan Bapak
Drs.Putu Budiastra dan Dr.R. Goris (sarjana Belanda )kondisi Prasasti tersebut
sangat rusak dan terbuat dari tembaga yang terdiri dari beberapa
lembar prasasti
ini
telah dibaca atau diterjemahkan Oleh bapak Drs.Putu Budiastra pada tanggal 28
Desember 1977 di Pura Pucak Tinggah
2.Benda
benda kuno yang telah ditemukan Adalah :
a.Bajra
atau Genta yang terbuat dari kuningan
b.Piring
tembaga
c.Guci
Porselin
d.Piring
Porselin yang berasal dari Cina jaman dinasti ming kurang lebih Abad 15 – 16
3.Tempat
Keramat
Hutan bambu seluas kurang lebih 15 hektar menurut kepercayaan
penduduk Hutan ini tidak boleh di rabas karena disamping keramat juga
untuk mempertahankan sumber mata Air ulun Suwi Merta Sangu Angseri
kecuali untuk Upacara adat.
Demografi
Secara
Demografi, Desa Angseri,Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan merupakan daerah
yang mempunyai kondisi fisik landai dan beberapa daerah berdataran tinggi. Pada
dataran tinggi, ketinggian + 640 meter diatas permukaan laut, curah
hujan relatif sedang dengan batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Bangli
Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Apuan
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Apuan
Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Senganan Penebel
Luas
wilayah Desa Angseri,758,160 Ha Secara administratif desa Angseri terbagi atas
4 (Empat) banjar dinas/dusun yang meliputi banjar dinas Tegeh,banjar
dinas Angseri,banjar dinas Angseri Kelod, banjar dinas Munduk Lumbang,
Penggunaan
lahan di wilayah desa Angseri, sekarang dipilah menjadi daerah pemukiman 38.22
ha,tanah sawah 226.545 Ha perkebunan/tegalan 642.16 ha, hutan 10,237 ha dan
perikanan dan peternakan 0 ha serta penggunaan lain-lain (fasilitas umum, pura,
setra, jalan, lapangan dan sebagainya) seluas 20 ha.
Desa
Angseri memiliki jalan sepanjang 7 km, dengan rincian : jalan nasional 0 km,
jalan provinsi 3 km, jalan kabupaten 4 km,
Keadaan
Sosial
Jumlah
penduduk Desa Angseri berdasarkan hasil sensus pada tahun 2010, adalah sebanyak
3830 jiwa, terdiri dari 2040 jiwa penduduk laki-laki dan 1790 jiwa penduduk
perempuan, yang terdiri dari 978 RT. Sedangkan jumlah RTM sabanyak 94 RTM
dengan 300 orang anggota keluarga.
Struktur
penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang
dipunyai desa Megati, yaitu yang berusia pada usia pendidikan dasar 7 tahun s/d
16 tahun (pendidikan sekolah dasar dan menengah) yang belum pernah sekolah 0 %,
sedang mengikuti pendidikan 100.% dan sisanya 0 % tidak bersekolah lagi.
Sedangkan
yang berusia diatas 16 tahun (diatas usia pendidikan dasar) yang belum pernah
sekolah 0 %, sedang mengikuti pendidikan 100.% dan sisanya 0 % tidak bersekolah
lagi, baik pada tingkat lanjutan dan perguruan tinggi.
Struktur
penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian (60%), sektor lain yang
menonjol dalam penyerapan tenaga kerja adalah perdagangan (10.%), sektor
industri rumah tangga dan pengolahan (5.%), sektor jasa (1%) dan sektor lainnya
seperti pegawai negeri, karyawan swata dari berbagai sektor (24%).
Struktur
penduduk menurut agama menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Angseri,
beragama Hindu (100%), Islam (0.%), Budha (0.%), Kristen Protestan (0%) dan
Katolik (0%)
Dalam
konteks ketenagakerjaan ditemukan bahwa 70,0% penduduk usia kerja yang
didalamnya 60,0.% angkatan kerja dan 10,0.% bukan angkatan kerja. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 90,0%.
Kebudayaan
daerah Desa Angseri,tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan konsep
“Tri Hita Karana” (hubungan yang selaras, seimbang dan erasi antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya)
Keadaan
Ekonomi
Struktur
perekonomian Desa Angseri, masih bercorak agraris yang menitikberatkan pada
sektor pertanian. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian masih
mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 86,7% dari total penggunaan lahan desa.
Juga 60,0.% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor
pertanian. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah
Padi,Palawija.kelapa
Beberapa
sektor ekonomi yang tergolong economic base dan menonjol di samping
sektor pertanian adalah, perdagangan, industri rumah tangga dan pengolahan.
Pada
sektor perdagangan meliputi pada pasar tradisional, warung,Toko bangunan,jual
beli hasil bumi. Sedangkan fasilitas pasar yang ada di desa Angseri,
yaitu 1 buah pasar Adat
Pada
sektor industri rumah tangga dan pengolahan termasuk didalamnya adalah
kerajinan ukir, jahit, Pengolahan kue untuk upacara adat.
Kondisi
Pemerintahan Desa
Pembagian
Wilayah Desa
Secara
administratif Desa Angseri terbagi atas Empat Banjar dinas/dusun yang meliputi
:
Banjar
Dinas Tegeh
Banjar
Dinas Angseri
Banjar
Dinas Angseri Kelod
Banjar
Dinas Munduk Lumbang
Visi
dan Misi Desa Angseri
Visi
Visi
Desa Angseri Tahun 2015 – 2020, adalah
”Mewujudkan
Desa Angseri Yang Jaya (Sejahtra Dan Berbudaya)Berbasis Pertanian ”
Misi
Misi
pembangunan Desa Angseri Tahun 2015 – 2020, adalah :
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan program kesehatan,
serta pengamalan ajaran agama Hindu kepada masyarakat sesuai dengan falsafah
”Tri Hita Karana”
Menggali,
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya desa.
Meningkatkan
ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program
strategis di bidang produksi pertanian, pemasaran, koperasi, usaha kecil dan
menengah, serta pariwisata.
Meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sehingga dapat menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemandirian dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
Menciptakan
suasana yang aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
Meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar lembaga
pemerintahan di desa serta lembaga adat.
Memberdayakan
masyarakat menuju masyarakat mandir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar