Senin, 23 Januari 2017

Desa Angseri



Sejarah Desa Angseri

Sejarah kelahiran suatu desa di bali kebanyakan mengambil peristiwa yang menonjol yang melatarbelakangi data – data itu biasanya kita dapat kita ambil pada babad babad,Prasasti,peninggalan sejarah atau berdasarkan informasi dari orang tua yang mengetahui dan patut dipercaya kebenarannya
Demikian juga dalam menyusun sejarah Desa Angseri secara detail sangat sulit karena keterbatasan data dan informasi yang ada.bahan penyusunannya sangat langka biarpun begitu kami susun sejarah singkatnnya berdasarkan informasi yang kami dapatkan berdasarkan data pada masing – masing Banjar adalah sebagai berikut :

Asal – Usul Banjar Angseri
Pada jaman kerajaan Bali/Cutag Marga semasa Anak Agung Gede marga Berkuasa,suatu Ketika Mengirim utusan/Hulu balang dari puri marga sebanyak 11 Orang,guna meninjau daerah pegunungan sebab daerah tersebut sering terganggu keamanannya,para utusan mengamankan daerah tersebut atas perintah Raja.dan untuk menjaganya dibuatkanlah pos–pos penjagaan yang antara lain :Banjar Juet,Banjar Pegulingan ,Banjar Sema,Karang Peninjauan,Setelah beberapa lama jumlah penduduk semakin banyak maka diadakan musyawarah dari masing – masing Banjar untuk pindah ketempat yang lebih aman dan indah yang dalam bahasa balinya ASRI tapi dalam perkembangannya karena pengaruh dialeknya berubah pengucapan menjadilah ANGSERI sampai sekarang

Asal – Usul Banjar Tegeh
Pada jaman dahulu datanglah rombongan pendatang dengan Maksud untuk menetap di daerah tersebut dan di tempat tersebut banyak tumbuh pohon Mangga ( POH ) yang tinggi – tinggi kemudian oleh masyarakat setempat tempat itu di beri nama banjar poh
tegeh,makin lama sebutan poh tegeh berubah menjadi Petegeh dan akhirnya di kenal sebagai Banjar tegeh Saja
Asal – Usul Banjar Munduk Lumbang
Dulunya berasal dari kata munduk batu Lumbang karena tempat itu di temukan batu yang sangat lebar dengan ukuran Panjang 5 Meter dan Lebar 2 Mete,kemudian batunya hilang sehingga menjadi   Banjar Munduk Lumbang

Asal Usul Desa Angseri
Sebelum jaman kemerdekaan Angseri masih merupakan dusun yang masuk bagian dari desa apuan yang penduduk angseri  berasal dari banjar sema Payangan Gianyar,banjar pujung   Tegalalang Gianyar,banjar Blahkiuh badung,semakin lama jumlah penduduk dan jumlah wilayah dusun/banjar angseri semakin   bertambah sehingga ditingkatkan menjadi Desa Angseri yang   kemudian disahkan Oleh Penggawa marga yaitu I NYOMAN                     LAYAR,dan akhirnya desa angseri di bagi menjadi tiga dusun yaitu   Dusun tegeh.Dusun Angseri,dan Dusun Munduk Lumbang   sejarahnya seperti tersebut diatas.

PENINGGALAN BENDA BENDA KUNO DAN PRASASTI
1.Prasasti ditemukan di sebelah timur pura taman purwa berdasarkan pengamatan Bapak Drs.Putu Budiastra dan Dr.R. Goris (sarjana Belanda )kondisi Prasasti tersebut sangat rusak dan   terbuat dari tembaga yang terdiri dari beberapa lembar prasasti ini                         telah dibaca atau diterjemahkan Oleh bapak Drs.Putu Budiastra pada tanggal 28 Desember 1977 di Pura Pucak Tinggah
2.Benda benda kuno yang telah ditemukan Adalah :
a.Bajra atau Genta yang terbuat dari kuningan
b.Piring tembaga
c.Guci Porselin
d.Piring Porselin yang berasal dari Cina jaman dinasti ming kurang lebih Abad 15 – 16
3.Tempat Keramat
   Hutan bambu seluas kurang lebih 15 hektar menurut   kepercayaan penduduk Hutan ini tidak boleh di rabas karena   disamping keramat juga untuk mempertahankan sumber mata Air   ulun Suwi Merta Sangu Angseri kecuali untuk Upacara adat.

Demografi
Secara Demografi, Desa Angseri,Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan merupakan daerah yang mempunyai kondisi fisik landai dan beberapa daerah berdataran tinggi. Pada dataran tinggi, ketinggian + 640 meter diatas permukaan laut, curah hujan relatif sedang dengan batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bangli
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Apuan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Apuan
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Senganan Penebel
Luas wilayah Desa Angseri,758,160 Ha Secara administratif desa Angseri terbagi atas 4 (Empat) banjar dinas/dusun yang meliputi banjar dinas Tegeh,banjar dinas Angseri,banjar dinas Angseri Kelod, banjar dinas Munduk Lumbang,
Penggunaan lahan di wilayah desa Angseri, sekarang dipilah menjadi daerah pemukiman 38.22 ha,tanah sawah 226.545 Ha perkebunan/tegalan 642.16 ha, hutan 10,237 ha dan perikanan dan peternakan 0 ha serta penggunaan lain-lain (fasilitas umum, pura, setra, jalan, lapangan dan sebagainya) seluas 20 ha.
Desa Angseri memiliki jalan sepanjang 7 km, dengan rincian : jalan nasional 0 km, jalan provinsi 3 km, jalan kabupaten 4 km,

Keadaan Sosial
Jumlah penduduk Desa Angseri berdasarkan hasil sensus pada tahun 2010, adalah sebanyak 3830 jiwa, terdiri dari 2040 jiwa penduduk laki-laki dan 1790 jiwa penduduk perempuan, yang terdiri dari 978 RT. Sedangkan jumlah RTM sabanyak 94 RTM dengan 300 orang anggota keluarga.
Struktur penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang dipunyai desa Megati, yaitu yang berusia pada usia pendidikan dasar 7 tahun s/d 16 tahun (pendidikan sekolah dasar dan menengah) yang belum pernah sekolah 0 %, sedang mengikuti pendidikan 100.% dan sisanya 0 % tidak bersekolah lagi.
Sedangkan yang berusia diatas 16 tahun (diatas usia pendidikan dasar) yang belum pernah sekolah 0 %, sedang mengikuti pendidikan 100.% dan sisanya 0 % tidak bersekolah lagi, baik pada tingkat lanjutan dan perguruan tinggi.
Struktur penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian (60%), sektor lain yang menonjol dalam penyerapan tenaga kerja adalah perdagangan (10.%), sektor industri rumah tangga dan pengolahan (5.%), sektor jasa (1%) dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan swata dari berbagai sektor (24%).
Struktur penduduk menurut agama menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Angseri, beragama Hindu (100%), Islam (0.%), Budha (0.%), Kristen Protestan (0%) dan Katolik (0%)
Dalam konteks ketenagakerjaan ditemukan bahwa 70,0% penduduk usia kerja yang didalamnya 60,0.% angkatan kerja dan 10,0.% bukan angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 90,0%.
Kebudayaan daerah Desa Angseri,tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan konsep “Tri Hita Karana” (hubungan yang selaras, seimbang dan erasi antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya)

Keadaan Ekonomi
Struktur perekonomian Desa Angseri, masih bercorak agraris yang menitikberatkan pada sektor pertanian. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 86,7% dari total penggunaan lahan desa. Juga 60,0.% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah Padi,Palawija.kelapa
Beberapa sektor ekonomi yang tergolong economic base dan menonjol di samping sektor pertanian adalah, perdagangan, industri rumah tangga dan pengolahan.
Pada sektor perdagangan meliputi pada pasar tradisional, warung,Toko bangunan,jual beli hasil bumi. Sedangkan fasilitas pasar yang ada di desa Angseri, yaitu   1 buah pasar Adat
Pada sektor industri rumah tangga dan pengolahan termasuk didalamnya adalah kerajinan ukir, jahit, Pengolahan kue untuk upacara adat.
Kondisi Pemerintahan Desa

Pembagian Wilayah Desa
Secara administratif Desa Angseri terbagi atas Empat Banjar dinas/dusun yang meliputi :
Banjar Dinas Tegeh
Banjar Dinas Angseri
Banjar Dinas Angseri Kelod
Banjar Dinas Munduk Lumbang

Visi dan Misi Desa Angseri

Visi
Visi Desa Angseri Tahun 2015 – 2020, adalah
Mewujudkan Desa Angseri Yang Jaya (Sejahtra Dan Berbudaya)Berbasis Pertanian

Misi
Misi pembangunan Desa Angseri Tahun 2015 – 2020, adalah :
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan program kesehatan, serta pengamalan ajaran agama Hindu kepada masyarakat sesuai dengan falsafah ”Tri Hita Karana”
Menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya desa.
Meningkatkan ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program strategis di bidang produksi pertanian, pemasaran, koperasi, usaha kecil dan menengah, serta pariwisata.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sehingga dapat menumbuhkembangkan kesadaran dan kemandirian dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
Menciptakan suasana yang aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar lembaga pemerintahan di desa serta lembaga adat.
Memberdayakan masyarakat menuju masyarakat mandir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar